SERTIFIKASI

BAB III

MODUL SERTIFIKASI GURU ALQURAN METODE UMMI

VISI-MISI DAN SISTEM MANAJEMEN MUTU

METODE UMMI

 

A.    KILAS BALIK

Kebutuhan sekolah dan madrasah terhadap pengajaran Alquran yang baik, dirasa semakin lama semakin banyak. Hal yang patut kita syukuri, akan tetapi kebutuhan tersebut belum diimbangi dengan tersedianya sumber daya manusia (SDM) pengajar Alquran yang memiliki kompetensi dan komitmen di bidang pembelajaran Alquran yang memadai. Oleh karena itu, Ummi Foundation ingin berkontribusi dengan semangat fastabiqul khoirât dalam memberi solusi terhadap problem kualitas bagi sekolah, madrasah, dan TPQ pada pembelajaran Alquran mereka melalui program standarisasi guru Alquran atau program diklat guru Alquran agar pembelajaran Alquran di masya-rakat semakin berkualitas.

Pembelajaran membaca Alquran yang baik membutuhkan sebuah sistem yang mampu menjamin mutu setiap anak atau orang yang belajar membaca Alquran agar cepat dan mudah membaca Alquran secara tartil. Dan sebagaimana halnya program pembelajaran yang lainnya bahwa dalam pembelajaran Alquran juga membutuhkan pengembangan, baik dari segi konten, konteks maupun support system-nya.

Dalam mewujudkan hal di atas, Ummi Foundation membangun sebuah sistem mutu pembelajaran Alquran dengan melakukan standardisasi input, proses, dan output-nya. Keseluruhan dari standar-disasi tersebut terangkum dalam 7 (tujuh) Program Dasar Ummi yang meliputi tashih, tahsin, sertifikasi, coach, supervisi, munaqasyah, dan khataman.

Sertifikasi adalah salah satu dari tujuh program dasar tersebut yang menjadi syarat mutlak seorang guru yang akan mengajar Metode Ummi. Tanpa sertifikasi guru, buku Ummi menjadi tidak berarti apa-apa dan kehilangan kekuatan sebagai metode yang mudah, cepat, dan berkualitas, serta kehilangan ruh sebagai metode yang menyenangkan dan menyentuh hati.

 

B.     MOTO

Ada tiga moto Metode Ummi dan setiap guru pengajar Alquran Metode Ummi hendaknya memegang teguh 3 moto ini, yaitu

1.      Mudah,

2.      Menyenangkan,

3.      Menyentuh Hati.

Dengan pengertian sebagai berikut.

1.      Mudah, Metode Ummi didesain untuk mudah dipelajari bagi siswa, mudah diajarkan bagi guru dan mudah diimple-mentasikan dalam pembelajaran di sekolah formal maupun lembaga non formal.

2.      Menyenangkan, Metode Ummi dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang menarik dan menggunakan pendekatan yang menggembirakan sehingga menghapus kesan tertekan dan rasa takut belajar Alquran.

3.      Menyentuh Hati, para guru yang mengajarkan Metode Ummi tidak sekedar memberikan pembelajaran Alquran secara material teoritik, tetapi juga menyampaikan subtansi akhlak-akhlak Alquran yang diimplementasikan dalam sikap-sikap pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

 

C.    VISI

Visi Ummi Foundation adalah menjadi lembaga terdepan dalam melahirkan generasi qur’ani. Ummi Foundation bercita-cita menjadi percontohan bagi lembaga-lembaga yang mempunyai visi yang sama dalam mengembangkan pembelajaran Alquran yang mengedepankan pada kualitas dan kekuatan sistem.

 

D.    MISI

1.      Mewujudkan lembaga profesional dalam pengajaran Alquran yang berbasis sosial dan dakwah.

2.      Membangun sistem manajemen pembelajaran Alquran yang berbasis pada mutu.

3.      Menjadi pusat pengembangan pembelajaran dan dakwah Alquran pada masyarakat.

 

 

 

 

E.     MENGAPA BERNAMA UMMI?

1.      Ummi bermakna ‘ibuku’ (berasal dari bahasa Arab dari kata ummun dengan tambahan ya’ mutakallim).

2.      Menghormati dan mengingat jasa ibu. Tiada orang yang paling berjasa pada kita semua kecuali orang tua kita, terutama ibu. Ibulah yang telah mengajarkan banyak hal kepada kita, juga mengajarkan bahasa pada kita dan orang yang paling sukses mengajarkan bahasa di dunia ini adalah ibu kita. Semua anak pada usia 5 tahun bisa berbicara bahasa ibunya.

3.      Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Alquran Metode Ummi adalah pendekatan bahasa ibu, dan pada hakikatnya pendekatan bahasa ibu itu ada 3 unsur:

a.      Direct Method (Metode Langsung)

Yaitu langsung dibaca tanpa dieja/diurai atau tidak banyak penjelasan. Dengan kata lain learning by doing, ‘belajar dengan melakukan secara langsung’.

b.      Repetition (Diulang-ulang)

Bacaan Alquran akan semakin kelihatan keindahan, kekuatan, dan kemudahannya ketika kita mengulang-ulang ayat atau surat dalam Alquran. Begitu pula seorang ibu dalam meng-ajarkan bahasa kepada anaknya. Kekuatan, keindahan, dan kemudahannya dengan mengulang-ulang kata atau kalimat dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda.

c.       Kasih Sayang yang Tulus (Sincere Affection)

Kekuatan cinta, kasih sayang yang tulus, dan kesabaran seorang ibu dalam mendidik anak adalah kunci kesuksesannya. Demi-kian juga seorang guru yang mengajar Alquran, jika ingin sukses hendaknya meneladani seorang ibu agar guru juga dapat menyentuh hati siswa mereka.

 

F.      KEKUATAN METODE UMMI

Metode Ummi tidak hanya mengandalkan kekuatan buku yang digunakan anak dalam belajar Alquran, tetapi lebih pada 3 kekuatan utama:

1.      Metode yang Bermutu (Buku Belajar Membaca Alquran Metode Ummi)

Terdiri dari buku Pra TK, Jilid 1—6, buku Ummi Remaja/Dewasa, Ghorib Alquran, Tajwid Dasar beserta alat peraga dan metodologi pembelajaran.

2.      Guru yang Bermutu

Semua guru yang mengajar Alquran Metode Ummi diwajibkan minimal melalui tiga tahapan, yaitu tashih, tahsin, dan sertifikasi guru Alquran. Kualifikasi guru yang diharapkan Metode Ummi adalah sebagai berikut.

a.      Tartil baca Alquran (lulus tashih Metode Ummi);

b.      Menguasai Gharā’ibul Qur’ān dan Tajwid Dasar, yaitu seorang guru Alquran diharapkan mampu membaca Gharā’ibul Qur’ān dengan baik dan menguasai komentarnya serta mampu menghafal teori ilmu tajwid dasar dan menguraikan ilmu tajwid dalam ayat Alquran.

c.       Terbiasa baca Alquran setiap hari.

d.     Menguasai metodologi Ummi, yaitu guru Alquran Metode Ummi harus menguasai metodologi atau cara mengajarkan pokok bahasan yang ada di semua jilid Ummi.

e.      Berjiwa dai dan murobbi, guru tidak hanya sekedar mengajar atau mentransfer ilmu, tetapi guru Alquran hendaknya bisa menjadi pendidik bagi siswa untuk generasi qur’ani.

f.        Disiplin waktu, guru Alquran hendaknya terbiasa dengan tepat waktu di setiap aktivitasnya.

g.      Komitmen pada mutu, guru Alquran Metode Ummi senantiasa menjaga mutu di setiap pembelajarannya.

3.      Sistem Berbasis Mutu

Sistem berbasis mutu di Metode Ummi dikenal dengan 10 pilar sistem mutu. Untuk mencapai hasil yang berkualitas, semua pengguna Metode Ummi dipastikan menerapkan 10 pilar sistem mutu Ummi. Antara pilar satu dengan yang lain adalah rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dalam implementasinya.

Sepuluh pilar sistem mutu Metode Ummi adalah sebagai berikut.

(1)        Goodwill Manajemen;

(2)        Sertifikasi Guru;

(3)        Tahapan yang Baik dan Benar;

(4)        Target Jelas dan Terukur;

(5)        Koordinator yang Handal.

(6)        Mastery Learning yang Konsisten;

(7)        Waktu Memadai;

(8)        Quality Control yang intensif;

(9)        Rasio Guru dan Siswa yang Proporsional;

(10)    Progress Report Setiap Siswa;

Adapun penjelasan tentang 10 pilar sistem mutu Ummi adalah sebagai berikut.

(1)   Goodwill Manajemen

Goodwill Manajemen adalah dukungan dari pengelola, pimpinan, kepala sekolah/TPQ terhadap pembelajaran Alquran dan penerapan sistem Ummi di sebuah lembaga. Dukungan itu antara lain:

a.      Support pada pengembangan kurikulum,

b.      Support pada ketersediaan sumber daya manusia (SDM),

c.       Support pada kesejahteraan guru,

d.     Support pada sarana dan prasarana yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar (KBM).

(2)   Sertifikasi Guru

Sertifikasi guru adalah pembekalan metodologi dan manajemen pembelajaran Alquran Metode Ummi. Sertifikasi guru Alquran merupakan standar dasar yang dimiliki oleh guru pengajar Alquran Metode Ummi. Program ini dilakukan sebagai upaya standarisasi mutu pada setiap guru pengajar Alquran Metode Ummi. Sertifikasi guru ini dilaksanakan dengan syarat-syarat sebagai berikut.

a.      Diikuti oleh para guru/calon guru pengajar Alquran yang telah lulus tashih Metode Ummi;

b.      Dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dengan jadwal yang telah ditetapkan;

c.       Dilatih oleh trainer Ummi yang telah direkomendasi oleh Ummi Foundation melalui surat keputusan (SK);

d.     Peserta sertifikasi bersedia menjalankan program dasar lanjutan pascasertifikasi, yaitu coach (magang) dan supervisi.

Program dasar sertifikasi ini menunjukkan bahwa hanya guru yang berkelayakan saja yang diperbolehkan mengajar Alquran Metode Ummi.

(3)   Tahapan yang Baik dan Benar

Secara umum, proses belajar mengajar membutuhkan prosedur, tahapan, dan proses yang baik dan benar yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan agar tujuan pembelajaran tercapai. Demikian pula, dalam pembelajaran Alquran Metode Ummi juga membutuhkan tahapan yang baik dan benar. Mengajar anak usia SD, perlakuannya tentu berbeda dengan anak usia SMP dan tahapan mengajar Alquran yang baik adalah yang sesuai dengan problem kemampuan orang dalam membaca Alquran.

(4)   Target Jelas dan Terukur

Segala sesuatu yang sudah ditetapkan sasaran dan targetnya akan lebih mudah melihat ketercapaian indikator keberhasilannya. Dalam pembelajaran Alquran Metode Ummi, telah ditetapkan target standar yang hendaknya diikuti oleh seluruh lembaga pengguna Metode Ummi karena dari ketercapaian target tersebut dapat dilihat, apakah lembaga pengguna Metode Ummi itu dapat menjalankan prinsip-prinsip dasar yang telah ditetapkan oleh Ummi Foundation atau tidak.

Penetapan target juga penting untuk melakukan evaluasi dan untuk selanjutnya, melakukan dan mengembangkan treatment tindak lanjut hasil pengamatan dalam evaluasi tersebut.

Target standar yang ditetapkan Ummi Foundation dapat dilihat pada lampiran Modul Sertifikasi Metode Ummi.

(5)   Mastery Learning yang Konsisten

Sesuai dengan karakteristik guru pengajar Alquran Metode Ummi yang mempunyai komitmen pada mutu maka semua guru pengajar Alquran Metode Ummi tetap harus menjaga konsistensi mastery learning atau ketuntasan belajar karena ketuntasan belajar materi sebelumnya akan mem-pengaruhi keberhasilan ketuntasan belajar materi sesudahnya.

Prinsip dasar dalam mastery learning adalah bahwa siswa hanya boleh melanjutkan ke jilid berikutnya jika jilid sebe-lumnya sudah benar-benar baik dan lancar.

(6)   Waktu Memadai

Dalam proses pembelajaran Alquran, dibutuhkan waktu yang memadai karena belajar Alquran membutuhkan keterampilan untuk melatih skill dalam membaca Alquran dengan baik dan benar (tartil). Semakin banyak diulang dan dilatih, semakin terampil pula dalam membaca Alquran.

Dalam pembelajaran Alquran Metode Ummi, yang dimaksud dengan waktu yang memadai adalah waktu yang dihitung dalam satuan jam tatap muka (60 s.d. 90 menit per tatap muka) dan waktu tatap muka per pekan (5—6 TM/pekan).

(7)   Quality Control yang Intensif

Untuk dapat menjaga dan mempertahankan kualitas, dibutuhkan adanya quality control (kontrol kualitas) terhadap proses maupun hasil dari produk yang hendak dicapai. Begitu pula dalam menjaga dan mempertahankan kualitas pengajaran Alquran, dibutuhkan adanya quality control yang intensif. Dalam pembelajaran Alquran Metode Ummi, ada 2 jenis quality control, yaitu internal control dan external control.

a.      Quality control internal dilakukan oleh koordinator pembelajaran Alquran di sebuah sekolah atau kepala TPQ. Prinsip pelaksanaan quality control pada bagian ini adalah hanya ada satu atau maksimal dua orang di satu sekolah/satu TPQ yang berhak untuk merekomendasikan kenaikan jilid seorang siswa. Hal ini dilakukan sebagai upaya standarisasi pembelajaran Alquran Metode Ummi di sekolah/TPQ tersebut.

b.      Quality control external hanya dapat dilakukan oleh Tim Ummi Foundation atau beberapa orang yang direkomen-dasikan oleh Ummi Foundation untuk melihat langsung kualitas hasil produk pembelajaran Alquran Metode Ummi di sekolah atau TPQ. Quality control external ini dikemas dengan program munaqasyah.

(8)   Rasio Guru dan Siswa yang Proporsional

Capaian tujuan pembelajaran yang berkualitas, salah satunya dipengaruhi oleh faktor komunikasi dan interaksi yang efektif. Sementara itu, komunikasi dan interaksi yang efektif akan dipengaruhi oleh perbandingan guru dan siswa.

Dalam pembelajaran Alquran Metode Ummi, hal ini sangat diperlukan karena pembelajaran membaca Alquran adalah bagian dari pembelajaran bahasa dan keberhasilan pembelajaran bahasa sangat dipengaruhi oleh kekuatan interaksi antara guru dan siswa. Di samping itu, belajar bahasa sangat membutuhkan lati-han yang cukup untuk menghasilkan skill. Hal ini tidak akan tercapai jika perbandingan jumlah guru dan siswa tidak proporsional.

Perbandingan jumlah guru dan siswa proporsional ideal menurut standar yang diterapkan pada pembelajaran Alquran Metode Ummi adalah 1:10—15. Artinya, satu orang guru maksimal akan mengajar pada 10 sampai dengan 15 siswa, tidak lebih.

(9)   Progress Report Setiap Siswa

Progress report diperlukan sebagai bentuk laporan perkembangan hasil belajar siswa. Progress report dibagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan kepentingan masing-masing, bahkan progress report bisa digunakan sebagai sarana komunikasi dan evaluasi hasil belajar siswa.

a.      Progress report dari guru pada koordinator pembelajaran Alquran/kepala TPQ bertujuan untuk mengetahui frekuensi kehadiran siswa, kontrol keaktifan guru mengajar, dan perkembangan kemampuan siswa dari halaman ke halaman berikutnya.

b.      Progress report dari guru pada orang tua siswa bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan perkembangan kemampuan siswa dari halaman semula ke halaman berikutnya dan dari jilid semula ke jilid berikutnya.

c.       Progress report dari koordinator pembelajaran Alquran pada kepala sekolah (khusus untuk pengguna Ummi pada sekolah formal) bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa secara klasikal maupun individual. Pola ini juga dapat dimanfaatkan sebagai laporan perkembangan kemampuan mengajar guru kepada kepala sekolah.

d.     Progress report dari koordinator/kepala TPQ pada Pengurus Ummi Daerah atau Ummi Foundation bertujuan untuk mengetahui perkembangan jumlah pengguna dan untuk kontrol layanan distribusi buku dan alat peraga.

Dari hasil progress report tersebut, akan lebih mudah jika dilakukan tindakan dan pengambilan keputusan strategis jika terdapat masalah.

(10)  Koordinator yang Handal

Pengalaman dari banyak lembaga pendidikan menun-jukkan bahwa koordinator Alquran sangat menentukan keberhasilan pembelajaran Alquran di lembaga tersebut. Pembelajaran Alquran yang hasilnya baik hampir dapat dipastikan bahwa koordinatornya juga baik atau handal dan sebaliknya banyak masalah mutu dalam pembelajaran Alquran yang sumber masalahnya adalah dari kurang berfungsinya koordinator. Jadi, koordinator yang handal adalah salah satu pilar kunci yang mempengaruhi optimalisasi fungsi pilar-pilar mutu lainnya.

 

G.    MODEL PEMBELAJARAN METODE UMMI

Di antara spesifikasi metodologi Ummi adalah penggunaan model pembelajaran yang memungkinkan pengelolaan kelas yang sangat kondusif sehingga terjadi integrasi pembelajaran Alquran yang tidak hanya menekan ranah kognitif. Metodologi tersebut dibagi menjadi 4 (empat), yaitu

1.      Privat/Individual,

2.      Klasikal Individual,

3.      Klasikal Baca Simak,

4.      Klasikal Baca Simak Murni.

Penjelasan 4 metodologi tersebut adalah sebagai berikut.

1.      Privat/Individual

Metodologi privat atau individual adalah metodologi pembelajaran Alquran yang dijalankan dengan cara murid dipanggil atau diajari satu per satu sementara anak yang lain diberi tugas membaca sendiri atau menulis buku Ummi. Metodologi ini digunakan jika

a.      jumlah muridnya banyak (bervariasi) sementara gurunya hanya satu;

b.      jika jilid dan halamannya berbeda (campur);

c.       biasanya dipakai untuk jilid rendah (jilid 1 dan jilid 2);

d.     banyak dipakai untuk anak usia TK.

2.      Klasikal Individual

Metodologi klasikal individual adalah sebuah metode pembelajaran baca Alquran yang dijalankan dengan cara membaca bersama-sama halaman yang ditentukan oleh guru. Selanjutnya, setelah dianggap tuntas oleh guru, pembelajaran dilanjutkan dengan individual. Metodologi ini digunakan jika

a.      dalam satu kelompok jilidnya sama, halamanya beda;

b.      biasanya dipakai untuk jilid 2 atau jilid 3 ke atas.

3.      Klasikal Baca Simak

Metodologi klasikal baca simak adalah sebuah metode pembelajaran baca Alquran yang dijalankan dengan cara membaca bersama-sama halaman yang ditentukan oleh guru. Selanjutnya, setelah dianggap tuntas oleh guru, pembelajaran dilanjutkan dengan pola baca simak, yaitu satu anak membaca sementara lainnya menyimak halaman yang dibaca oleh temannya. Hal ini dilakukan walaupun halaman baca anak yang satu berbeda dengan halaman baca anak yang lain. Metode ini digunakan jika

a.      dalam satu kelompok jilidnya sama, halaman berbeda;

b.      biasanya banyak dipakai untuk jilid 3 ke atas atau pengajaran kelas Alquran.

4.      Klasikal Baca Simak Murni

Metode baca simak murni sama dengan metode klasikal baca simak. Perbedaannya, kalau klasikal baca simak murni jilid dan halaman anak dalam satu kelompok sama.

 

H.    TAHAPAN PEMBELAJARAN METODE UMMI

Tahapan-tahapan pembelajaran Alquran Metode Ummi merupakan langkah-langkah mengajar Alquran yang harus dilakukan seorang guru dalam proses belajar mengajar. Tahapan-tahapan mengajar Alquran ini harus dijalankan secara berurutan sesuai dengan hierarkinya.

Tahapan-tahapan pembelajaran Alquran Metode Ummi dijabarkan sebagai berikut.

1.      Pembukaan,

2.      Apersepsi,

3.      Penanaman konsep,

4.      Pemahaman konsep,

5.      Latihan/keterampilan,

6.      Evaluasi,

7.      Penutup.

 

Keterangan

1.      Pembukaan adalah kegiatan pengondisian para siswa untuk siap belajar, dilanjutkan dengan salam pembuka dan membaca doa pembuka belajar Alquran bersama-sama.

2.      Apersepsi adalah mengulang kembali materi yang telah diajarkan sebelumnya untuk dapat dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan pada hari ini.

3.      Penanaman konsep adalah proses menjelaskan materi/pokok bahasan yang akan diajarkan pada hari ini.

4.      Pemahaman adalah memahamkan kepada anak terhadap konsep yang telah diajarkan dengan cara melatih anak untuk membaca contoh-contoh yang tertulis di bawah pokok bahasan.

5.      Keterampilan/latihan adalah melancarkan bacaan anak dengan cara mengulang-ulang contoh atau latihan yang ada pada halaman pokok bahasan dan halaman latihan.

6.      Evaluasi adalah pengamatan sekaligus penilaian melalui Buku Prestasi terhadap kemampuan dan kualitas bacaan anak satu per satu.

7.      Penutup adalah pengondisian anak untuk tetap tertib kemudian membaca doa penutup dan diakhiri dengan salam penutup dari ustaz dan ustazah.

 

I.       PEMBAGIAN WAKTU PEMBELAJARAN METODE UMMI

1.

Pembagian waktu pembelajaran Alquran Metode Ummi di sekolah jilid 1—6 dan Alquran (60’)

 

·         5’ Pembukaan (salam, doa pembuka, dll.);

·         10’ Hafalan surat-surat pendek (Juz Amma) sesuai target;

·         10’ Klasikal (dengan alat peraga);

·         30’ Individual/Baca Simak/Baca Simak Murni;

·         5’ Penutup (drill dan doa penutup).

2.

Pembagian waktu pembelajaran Alquran Metode Ummi di sekolah jilid Gharīb dan Tajwid Dasar (60’)

 

·         5’ Pembukaan (salam, doa pembuka, dll.);

·         10’ Hafalan surat-surat pendek (Juz Amma) sesuai target;

·         20’ Materi Ghorib/Tajwid (dengan alat peraga dan buku);

·         20’ Tadarus Alquran (Baca Simak Murni);

·         5’ Penutup (drill dan doa penutup).

3.

Pembagian waktu pembelajaran Alquran Metode Ummi di TKQ/TPQ jilid 1—6 dan Alquran (90’)

 

·         5’ Pembukaan (salam, doa pembuka, dll.);

·         10’ Hafalan surat-surat pendek (Juz Amma) sesuai target;

·         10’ Klasikal (dengan alat peraga);

·         30’ Individual/Baca Simak/Baca Simak Murni;

·         30’ Materi tambahan (hafalan doa sehari-hari, wudu, salat, fikih, akidah, akhlak, menulis, dll.);

·         5’ Penutup (drill dan doa penutup).

4.

Pembagian waktu pembelajaran Alquran Metode Ummi di TKQ/TPQ jilid Gharīb dan Tajwid Dasar (90’)

 

·         5’ Pembukaan (salam, doa pembuka, dll.);

·         10’ Hafalan surat-surat pendek (Juz Amma) sesuai target;

·         20’ Materi Ghorib/Tajwid (dengan alat peraga dan buku);

·         20’ Tadarus Alquran (Baca Simak Murni);

·         30’ Materi tambahan (hafalan doa sehari-hari, wudu, salat, fikih, akidah, akhlak, menulis, dll.);

·         5’ Penutup (drill dan doa penutup).

5.

Pembagian waktu mengajar untuk tingkat 12—14 (Tahfidz Juz 29)= 70 menit

 

·         5’ Pembukaan (salam, doa pembuka, dll.);

·         45’ Tahfidz Juz 29 sesuai target (dengan sistem setor atau sistem jama’i);

·         10’ Tadarus Alquran dengan Klasikal Baca Simak Murni;

·         5’ Penutup (drill dan doa penutup)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ummibatu

Tashih Ummi Batu

 Program Tashih         Alhamdulillah hari ini Ahad, 18 Agustus 2024. Telah terlaksana program Tashih oleh ummi batu di Arrohmah Putra oleh ...